Sejuta Asa Mengukir Talenta: A Poem of Triumph

SMA Unggulan Rushd proudly presents Sejuta Asa Mengukir Talenta, a heartfelt poem by Najmakayla Shafaa Ditia Raharjo that earned her the prestigious title of First Winner in the FLS2N Regional Competition. Through her evocative words, Najmakayla captures the dreams, resilience, and boundless potential of young talents striving to make their mark.

Immerse yourself in her powerful verses and celebrate the artistry that brought pride to our school and inspiration to many.

Sejuta Asa Mengukir Talenta

Di sela tembok rapuh dan lapuk

Mengintip seorang anak manis nan lugu

Berdiam pilu Ia di situ

Memandang pilu hal yang maklum, membisu

Berpindah Ia ke bangku pojok penjual tebu

Tumpah ruah segala pilu

Kepalanya berisik setengah mati

Mengapa mereka berkata tidak mungkin?

Mimpi-mimpinya belum tuntas

Mimpi-mimpinya belum pantas

Diiringi hentak amarah

Seakan menyumpah serapahi segala arah

Dimantapkannya bait-bait penumpahan darah

Denting berjalan, berputar, dan menari dalam heningnya malam rekah

Sementara kepalanya berpeluh

Menuliskan jarak antara keputusasaan dan arah, nyata

Kau perhatikan tiap-tiap inci tapak kakinya

Pernah berdarah, pernah bernanah

Namun, kini penuh dengan gairah

Penuh dengan indah yang megah

Angan abu yang selama ini berkabut

Perlahan sirna menguar dan beriringan sinar menjemput

Dalam hangat balutan asa

Adalah alasan yang Ia cari selama ini

Akhirnya tersulut

Mencoba buktikan hingga ujung dunia

Sampai akhirnya

Titik kemenangan bersorak-sorai datang menghampiri

Hembusan angin pun memeluk lirih

Menarilah jutaan untai lencana penuh makna

Menetap hangat dalam bufet kaca

Mengkristalah penuh mulia

Bersoraklah wahai para juara!

Kau tak hanya berimaji, namun kau gapai angan dan mimpi

Berlari, menari, dan terbanglah

Lanjutkan semua kisah juangmu

Wahai pemuda!

Seni selalu mengiringi indahnya dunia

Prestasi kan jadi memikat hati orang tua