Achmad Zaky dan Misi Besarnya Membangun Ekosistem Pendidikan Terintegrasi
Setelah pensiun dari jabatannya sebagai CEO Bukalapak, Achmad Zaky kini banyak menyibukkan diri dengan berbagai inisiatif melalui unit modal ventura Init-6 dan lembaga nirlaba Achmad Zaky Foundation.
Category
Rushd Spotlight
Publish Date
Jan 7, 2025
Publisher
News @ DailySocial
Setelah pensiun dari jabatannya sebagai CEO Bukalapak, Achmad Zaky kini banyak menyibukkan diri dengan berbagai inisiatif melalui unit modal ventura Init-6 dan lembaga nirlaba Achmad Zaky Foundation. Salah satu yang paling menarik, kini ia fokus mendirikan lembaga pendidikan lintas jenjang dengan standar kualitas tinggi – juga terintegrasi dengan layanan teknologi dari startup-startup portofolionya.
Untuk mendalami tentang visi Zaky berkaitan dengan hal tersebut, DailySocial.id berkesempatan melakukan wawancara eksklusif.
Membangun fondasi SDM berkualitas
Mengacu data dalam IMD World Talent Ranking, tahun 2024 daya saing SDM Indonesia menduduki peringkat ke-46 dari 67 negara. Kendati peringkat ini naik satu poin dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tetapi masih di bawah 30 besar sejak tahun 2020. Sebagai konteks perbandingan, di Asia Tenggara peringkat Indonesia masih di bawah Singapura (2) dan Malaysia (33).
Laporan tersebut turut menyoroti beberapa alasan di balik rendahnya daya saing SDM Indonesia, secara umum ada 4 poin utama:
Stagnasi dalam investasi dan pengembangan pendidikan.
Anggaran pendidikan per siswa rendah.
Rasio murid-guru dan gaji guru yang masih menjadi kendala.
Kompetensi tenaga pendidik belum memenuhi kebutuhan industri.
Bagi Zaky, pendidikan adalah fondasi krusial untuk membangun sumber daya yang berdaya saing dan kritis.
“Jika negara diibaratkan suatu bangunan, maka berinvestasi di ranah pendidikan dan mendirikan sekolah adalah bagian dari meletakkan batu batanya. Tujuannya adalah membangun fondasi negara yang solid dan bersaing melalui sumber daya manusia yang berkualitas. Harapannya dari sini akan hadir pemimpin-pemimpin Indonesia masa depan yang well rounded dari segi akademis dan pengembangan karakternya.”
Achmad Zaky
Melalui Achmad Zaky Foundation (AZF), didirikan SMA Unggulan Rushd di Sragen, Jawa Tengah, dengan mengadopsi kurikulum Cambridge International Education. Melalui yayasan ini ia berinvestasi ke BATAS, sebuah ekosistem pendidikan holistik yang mensinergikan pendidikan formal dan nonformal melalui Happy Hope Preschool dan BATAS Learn & Play. AZF juga berinvestasi di platform pembelajaran matematika asal Spanyol, Smartick, untuk diadaptasikan ke pasar Indonesia melalui Smartick Indonesia.
Sementara lewat Init-6, Zaky berinvestasi ke Dibimbing.id yang juga meluncurkan kampus Cakrawala University. Selain itu ada Educa Studio juga yang turut disuntik pendanaan, sebagai platform konten pendidikan yang bersinergi dengan SMK untuk memberdayakan pengajar dan siswa di ranah pengembangan desain dan animasi.
Achmad Zaky selaku Founder Bukalapak, Founding Partner Init-6, dan Chairman
Achmad Zaky Foundation / Init-6
Pembiayaan pendirian sekolah-sekolah tersebut adalah kolaborasi dan kemitraan strategis AZF dan Init-6 bersama portofolio dan mitra strategis dalam bentuk investasi.
“Kami tidak akan menutup kemungkinan untuk adanya sinergi serupa (dengan startup baru) di masa depan jika memang ada yang sesuai dengan visi-misi dan kriteria yang kami cari. Tujuannya adalah membangun fondasi sumber daya manusia seluas-luasnya untuk masa depan Indonesia yang lebih baik,” kata Zaky.
Mengenal institusi pendidikan yang didukung Zaky
Dari pendidikan usia dini hingga perguruan tinggi, ekosistem pendidikan yang dibangun tidak hanya berfokus pada peningkatan akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter, keterampilan, dan daya saing generasi muda di tingkat global.
BATAS
BATAS dibangun untuk menjadi ekosistem pendidikan inovatif yang menekankan pentingnya sinergi antara pendidikan formal dan nonformal bagi anak usia 1-7 tahun serta para orang tua. Pilar utama pembelajarannya adalah Faith Based Education, yang dipadukan dengan kurikulum internasional IEYC (International Early Years Curriculum) dari Inggris.
Pendekatan ini dihadirkan melalui Happy Hope Preschool, sebuah institusi pendidikan yang menyeimbangkan pengembangan akademis dan karakter anak-anak. Dalam kurikulumnya, anak diajarkan untuk mengembangkan diri secara holistik sesuai dengan ajaran Islam. Fokusnya adalah mencetak generasi yang cerdas secara spiritual, stabil secara emosional, dan kuat secara fisik.
“BATAS percaya bahwa pendidikan pada usia dini, terutama 0-7 tahun, sangat penting karena perkembangan otak yang pesat pada periode ini akan menjadi fondasi utama bagi kognitif, emosional, dan sosial anak di masa depan,” jelas Zaky.
SMA Unggulan Rushd
SMA Unggulan Rushd, yang menerapkan sistem boarding school, berkomitmen menciptakan pemimpin muda masa depan yang mampu bersaing di era industri 4.0 dan society 5.0. Sekolah ini tidak hanya berfokus pada pengembangan akademis tetapi juga mengintegrasikan keterampilan kewirausahaan, kepemimpinan, STEM, sains, bahasa, dan teknologi.
Siswa-siswa berperstasi di SMA Unggulan Rushd / Rushd
Dengan visi mencetak Well Rounded Changemakers, SMA Unggulan Rushd memadukan kurikulum nasional dengan Cambridge, menciptakan generasi inovatif yang dapat bersaing di kancah regional dan global. Siswa tidak hanya dididik untuk unggul dalam akademik tetapi juga menjadi agen perubahan dengan karakter yang kritis dan berlandaskan nilai-nilai sosial.
Cakrawala University
Cakrawala University hadir dengan visi meningkatkan partisipasi pendidikan tinggi di Indonesia, yang saat ini masih rendah. Pada tahun 2023, hanya 31,45% penduduk Indonesia yang melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas, jauh di bawah negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
“Sebagai solusi, Cakrawala University mengembangkan CareerReady Curriculum, sebuah pendekatan pembelajaran yang memungkinkan mahasiswa menyelesaikan SKS dalam tiga tahun, sementara satu tahun sisanya fokus pada pengembangan portofolio dan pengalaman kerja. Kurikulum ini disusun bersama para praktisi industri untuk memastikan relevansi dengan kebutuhan pasar kerja,” imbuh Zaky.
Program perkuliahan di Universitas Cakrawala dirancang fleksibel, mencakup program reguler untuk lulusan SMA serta program profesional bagi pekerja. Selain itu, tersedia berbagai beasiswa dari Achmad Zaky Foundation dan mitra lainnya, yang mendukung misi universitas untuk menyediakan pendidikan tinggi yang terjangkau dan berkualitas bagi semua kalangan.
Tantangan startup edtech di Indonesia
Inisiatif di sektor pendidikan yang digalakkan Zaky bersama dengan portofolionya berada di tengah dinamika kencang industri edtech lokal. Kendati terus berkembang, banyak startup di sektor pendidikan menghadapi tantangan mendasar yang menghambat pertumbuhan mereka — beberapa bahkan gulung tikar karena sudah tidak memiliki runway. Menanggapi tren ini, Zaky yang juga banyak membina portofolio startup edtech mengidentifikasi sejumlah tantangan utama yang banyak ditemui.
Pertama, isu regulasi dan ketergantungan pada satu model bisnis. Banyak startup edtech mengalami kesulitan beradaptasi dengan perubahan regulasi. Ketergantungan pada model bisnis tunggal membuat mereka rentan terhadap kebijakan baru yang dapat memaksa mereka untuk bereaksi secara impulsif. Langkah-langkah adaptasi yang terburu-buru ini sering kali membutuhkan biaya tinggi untuk tetap mematuhi peraturan, yang pada akhirnya merugikan bisnis mereka.
“Startup edtech perlu mengembangkan strategi proaktif yang mampu mengantisipasi perubahan kebijakan. Diversifikasi sumber pendapatan menjadi langkah penting untuk mengurangi ketergantungan pada satu model bisnis,” ujarnya. “Kolaborasi yang efektif dengan institusi pendidikan dan lembaga pemerintah dapat membantu startup edtech mengidentifikasi regulasi baru lebih awal. Dengan demikian, mereka dapat mengadaptasi bisnis mereka tanpa menghadapi kejutan besar.”
Isu kedua yang ia identifikasi adalah banyak startup edtech menargetkan segmen pasar dengan lifetime value (LTV) yang pendek, seperti siswa sekolah menengah yang hanya menggunakan layanan selama tiga tahun sebelum lulus. Hal ini memaksa startup untuk terus-menerus mengakuisisi pengguna baru untuk menggantikan pengguna yang keluar, menciptakan tingkat churn yang tinggi dan menjadi hambatan besar bagi pertumbuhan.
Selain itu, banyak startup edtech hanya bergantung pada produk online, sehingga sulit untuk meningkatkan harga tanpa menambahkan nilai baru yang signifikan. Ketergantungan ini membatasi potensi pertumbuhan pendapatan.
Terakhir, ia turut melihat bahwa tren terbaru menunjukkan bahwa pendidikan tidak bisa sepenuhnya dilakukan secara online. Kehadiran offline menjadi semakin penting untuk menciptakan pengalaman belajar yang holistik. Namun, sebagian besar startup edtech belum siap untuk transisi ini, baik dari segi strategi maupun pendanaan.
Rushd Spotlight
Achmad Zaky dan Misi Besarnya Membangun Ekosistem Pendidikan Terintegrasi
Setelah pensiun dari jabatannya sebagai CEO Bukalapak, Achmad Zaky kini banyak menyibukkan diri dengan berbagai inisiatif melalui unit modal ventura Init-6 dan lembaga nirlaba Achmad Zaky Foundation.
Rushd Spotlight
A Day of Inspiration with Mr. Achmad Zaky and Ms. Diajeng Lestari at SMA Unggulan Rushd
On the bright and serene morning of October 22, 2024, SMA Unggulan Rushd had the honor of welcoming its visionary founder, Mr. Achmad Zaky, and his wife, Ms. Diajeng Lestari
Rushd Spotlight
Insights from Global Experts in Product Design & AI
On October 8, 2024, SMA Unggulan Rushd hosted the highly anticipated Rushd Inspiring Seminar under the theme, "Innovating with Purpose: Insights from Global Experts in Product Design & AI."
Rushd Spotlight
A Dive into Journalism & Writing with an Industry Expert
SMA Unggulan Rushd hosted the Rushd Inspiring Seminar titled "A Dive into Journalism & Writing with an Industry Expert" in its vibrant Communal Area
Rushd Inspire
It’s your chance to get to know the heart of Rushd better!
Stay connected through Rushd Inspire, discover our stories, achievements, and insights about our vibrant community.